Saturday 29 March 2014

Memahami Timing Pengapian pada Motor



Dalam usaha meningkatkan performa mesin sepeda motor, sistem pengapian adalah salah satu sektor vital yang mendapatkan perhatian utama. Sektor pengapian ini diyakini memiliki porsi besar dalam mendongkrak tenaga, torsi, dan kinerja keseluruhan sang tunggangan. Ya tenaga, ya torsi, maupun fuel efficiency alias efisiensi konsumsi bbm.
Tak heran, berbagai macam peranti pengapian pun marak beredar dan laris manis dikalangan para riders/bikers, sebut saja misalnya CDI Racing, Koil Racing, Kabek/Chop Busi, Busi ‘racing’ dll yang banyak diburu karena sifatnya yang mudah diaplikasi/ plug n play
Nah ngemeng-ngemeng soal CDI ‘racing’, mahluk persegi empat yang satu ini memang menjadi salah satu komoditi ‘racing’ paling hot. Gelarnya pun gak maen-maen; Otak Pengapian. Wuihhh….keren kan pemirsa.
Sang CDI mendapat tempat terhormat dalam sistem pengapian sebagai The Brain, Sang Pengatur, The Controller. Sehingga wajar kalau upgrading di komponen CDI ini menjadi menu wajib bagi mereka yang ingin memperbaiki kinerja pengapian motornya.
Dibandingkan CDI standar, CDI racing biasanya memiliki beberapa kelebihan dalam bentuk:
  • Limiter rpm lebih tinggi, atau bahkan tidak ada rev limiternya sama sekali (unlimiter)
  • Fleksibilitas dalam setingan timing pengapian, misalnya multi map, adjustable, atau programable. Jadi bisa dicari lagi kurva lain yang lebih cocok untuk spek mesin tertentu.
  • Kalaupun ada cdi racing yang hanya dibekali satu map pengapian (single map), biasanya mapping/kurva yang tertanam didalamnya sudah dioptimasi lagi. Lebih agresif dibanding mapping CDI standar. Dalam arti, timing pengapian-nya lebih maju (Advance) dibanding cdi standar.
TIMING ADVANCE vs API GEDE
Bicara soal timing pengapian, Memangnya apa sih keuntungannya kalo timing pengapian dibuat lebih maju (advanced) dari standar?
Hmmm….panjang ceritanya pemirsa, mungkin bisa lebih enak dibaca artikel saya sebelumnya tentang
TIMING PENGAPIAN, APA SIH??. Singkatnya saja, memajukan timing pengapian (sampai batas tertentu) diyakini dapat memberikan manfaat positif pada efisiensi pembakaran, berujung pada peningkatan torsi dan atau tenaga motor.
Maka wajar bila optimasi kurva pengapian menjadi kuncian utama yang dijagokan oleh produk-produk CDI Racing di pasaran. Timing pengapian yg diprogram CDI diyakini banyak kalangan lebih penting dan lebih sentral perannya dibanding misalnya koil atau busi. Contohnya seperti yang dijelaskan di artikel otomotif.net DISINI.
Nahh, menyinggung topik ini saya pun teringat pada satu postingan/notes di facebook yang ditulis oleh Mas Joe. Bagi pemirsa yang belum tahu, Mas joe ini adalah pencipta dari salah satu merk CDI racing made in Jogjakarta, yaitu CDI Predator. Dialah sang kreator alias otak utama dibelakang penciptaan CDI predator. (CDI predator ini pernah saya ulas juga profilnya di artikel 5 CDI Racing Favorit Satria FU, silahkan bisa dibaca lagi disana).
Menjadi menarik, karena pada tulisannya tersebut, mas joe menyajikan sudut pandang yang berbeda mengenai timing pengapian, kualitas api, dan implikasinya pada efisiensi pembakaran.
Berikut saya sajikan tulisan Mas Joe dibawah ini:
———–
Kalo Bisa Retard Kenapa Advanced??
Kebanyakan orang berfikir bahwa pengapian motor Racing itu cenderung advanced..
Hal itu bisa dilihat dari CDI – CDI racing yang ada di pasaran yang cenderung memiliki derajat pengapian lebih tinggi dari std..
dan terus terang pendapat saya agak berseberangan dari kebanyakan..
Efisiensi pembakaran diruang bakar paling tinggi itu justru malah akan didapat dengan pengapian yang lebih mundur atau retard.
Dengan pengapian yang lebih dekat TMA/retard maka tendangan balik piston pada saat langkah kompresi makin kecil, alhasil porsi energi hasil pembakaran di ruang bakar makin banyak yang berubah menjadi energi putar mesin dan juga ruang bakar menjadi lebih dingin..
Serta efek yang lain yang tak kalah penting adalah kerja stang piston dan kruk as menjadi lebih ringan.
Tetapi untuk kita bisa menset pengapian menjadi lebih retard, yang wajib diperhatikan adalah gas bakar harus bisa terbakar sempurna lebih cepat.. untuk mensiasati hal ini maka yang bisa kita lakukan adalah
1. Membuat campuran antara udara dan bahan bakar yang akan masuk keruang bakar menjadi lebih homogen (ini udh urusan mekanik)
2. CDI yang kita pakai harus bisa memberikan output api dibusi menjadi lebih besar, makin besar api busi makin besar pula kemungkinan pembakaran di ruang bakar menjadi lebih cepat terbakar sempurna.. so CDI dengan api besar itu adalah wajib untuk motor racing..
“Di mesin 4 tak, torsi itu sebenernya adalah gaya sentrifugal dari magnet, kruk as, bandul balancer. yang membantu putaran mesin diluar langkah usaha pada siklus mesin 4 tak.”
Jadi justru dengan pengapian lebih mundur atau lebih dekat di TMA, gaya tekan pemampatan atau langkah kompresi makin turun, alhasil torsi malah makin naik..